Sunday, December 19, 2010

Wisata Alam

Kaliurang



Kaliurang Berjarak 28 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, Kaliurang kini menjadi sebuah kawasan wisata alam dan budaya yang memikat, serta menjadi tempat yang menyenangkan untuk rekreasi keluarga.
Bersantai dengan keluarga, orang tua bisa bersantai sambil mengawasi anak-anak bermain di Taman Rekreasi Kaliurang. Di dalam taman seluas 10.000 meter persegi anak-anak bisa bermain ayunan, perosotan, atau berenang di kolam renang mini. Selain itu di taman yang dihiasi oleh patung jin ala kisah 1001 malam dan beberapa jenis hewan ini, anak-anak juga bisa bermain mini car atau memasuki mulut patung seekor naga yang membentuk lorong kecil dan berakhir di bagian ekornya.
Sekitar 300 meter ke arah timur laut dari taman rekreasi terdapat Taman Wisata Plawangan Turgo. Di kawasan taman wisata ini terdapat kolam renang Tlogo Putri yang airnya berasal dari mata air di lereng Bukit Plawangan. Bermain ayunan atau bercanda bersama keluarga di taman bermain yang berada di dalam taman wisata, rasa lelah akan lebur dalam rimbunnya taman perhutani.

Kaliadem


Kaliadem adalah suatu kawasan hutan pinus seluas 25 hektare dengan ketinggian 1100 meter di atas permukaan laut, di lereng selatan gunugn merapi. Kaliadem berada dalam wilayah administratif Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Indonesia ± 25 - 30 km utara Kota Yogyakarta.
Kawasan ini memiliki udara sejuk dan memiliki banyak keindahan dan keunikan alam. Keberadaan Gunung Merapi dengan fenomena vulkaniknya, morfologi gunung dan lembahnya, hutan alam dengan keanekaragaman flora dan fauna serta kondisi sosial budaya yang unik merupakan potensi yang sangat besar untuk kegiatan wisata alam (ekowisata).
Kaliadem dapat dicapai dari Yogyakarta (melalui Kaliurang), dari Solo (melalui Prambanan dan Cangkringan) atau dari Borobudur/Magelang (melalui Tempel dan Turi).

 Puncak Soroloyo


Pertanda anda telah sampai di bukit Suroloyo adalah terlihatnya tiga buah gardu pandang yang juga dikenal dengan istilah pertapaan, yang masing-masing bernama Suroloyo, Sariloyo dan Kaendran. Suroloyo adalah pertapaan yang pertama kali dijumpai, bisa dijangkau dengan berjalan kaki menaiki 286 anak tangga dengan kemiringan 300 - 600. Dari puncak, anda bisa melihat Candi Borobudur dengan lebih jelas, Gunung Merapi dan Merbabu, serta pemandangan kota Magelang bila kabut tak menutupi.
Pertapaan Suroloyo merupakan yang paling legendaris. Menurut cerita, di pertapaan inilah Raden Mas Rangsang yang kemudian bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo bertapa untuk menjalankan wangsit yang datang padanya. Dalam kitab Cabolek karya Ngabehi Yosodipuro yang ditulis pada abad 18, Sultan Agung mendapat dua wangsit, pertama bahwa ia akan menjadi penguasa tanah Jawa sehingga mendorongnya berjalan ke arah barat Kotagede hingga sampai di Pegunungan Menoreh, keduia bahwa ia harus melakuykan tapa kesatrian agar bisa menjadi penguasa.
Menuju pertapaan lain, anda akan melihat pemandangan yang berbeda pula. Di puncak Sariloyo yang terletak 200 meter barat pertapaan Suroloyo, anda akan melihat Gunung Sumbing dan Sindoro dengan lebih jelas. Sebelum mencapai pertapaan itu, anda bisa melihat tugu pembatas propinsi DIY dengan Jawa Tengah yang berdiri di tanah datar Tegal Kepanasan. Dari pertapaan Sariloyo, bila berjalan 250 meter dan naik ke pertapaan Kaendran, anda akan dapat melihat pemandangan kota Kulon Progo dan keindahan panati Glagah.

 Ketep



Obyek wisata Ketep terletak di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia.Pembangunan kawasan wisata Ketep diprakarsai oleh Gubernur Jawa Tengah, Mardiyanto, dan diresmikan oleh Presiden Megawati pada tanggal 17 Oktober 2002. Sejak diresmikan, kawasan wisata Ketep ditetapkan sebagai obyek wisata kegunungapian. Obyek wisata Ketep terkenal dengan panorama alam pegunungannya yang sungguh memesona. Keelokan panorama Ketep tersebut dapat dinikmati dari teras/pelataran Panca Arga. Dari pelataran ini, pengunjung dapat menyaksikan panorama alam lima gunung besar di Jawa Tengah, yaitu Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Slamet. Selain itu, deretan gunung-gunung kecil seperti Telomoyo, Andong, Dieng, dan Perbukitan Menoreh juga dapat dilihat dari tempat ini. Setelah puas menyaksikan keindahan panorama pegunungan, pengunjung dapat turun dan duduk-duduk di gazebo-gazebo yang telah disediakan, menikmati kesejukan udara sembari menikmati indahnya hamparan areal pertanian. Selain pemandangan gunung yang indah, kita juga dapat menikmati sejuknya air terjun yang mengalir begitu deras. Temapt ini juga cocok untuk pergi rekreasi besama teman-teman maupun keluarga.

Kedung Kayang


Kedung Kayang adalah sebuah nama untuk wisata air terjun, yang terletak di desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Walaupun ada yang menganggap bahwa air terjun tersebut berada di wilayah Kabupaten Boyolali. Tak menjadi masalah karena memang letaknya berbatasan dengan kabupaten Boyolali. Secara geografis terletak di antara dua gunung, yaitu gunung Merapi dan gunung Merbabu. Untuk menuju lokasi ini cukup mudah, bisa dengan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Muntilan, Magelang – Kedung Kayang, Salatiga – Kedung Kayang atau Boyolali – Kedung Kayang. Jalan yang berkelok kelok pun juga menambah suasana menjadi semakin indah.  Memasuki gerbang Kedung Kayang, setelahnya kita merasa seolah memasuki sebuah perkampungan biasa, ya karena memang di lokasi tadi adalah sebuah pedesaan yang alami, setelahnya kita akan menuju jalur yang menurun dan sempit untuk menuju lokasi air terjun Kedung Kayang. Hati - hati karena jalur sering licin jika musim hujan, dan berdebu jika musim panas tiba. Walaupun begitu sesampai di air terjun kita bisa mandi sesuka hati, karena airnya tampak bersih dan segar. Terjamin bersihnya karena air langsung dari mata air Merapi yang terkenal dengan Pucak Garuda nya. Suasananya memang hampir mirip dengan air terjun Tawangmangu di Solo.

Bukit Bintang


Tak heran banyak wisatawan yang suka nangkring di tempat ini, khususnya anak-anak muda. Para penjual makanan pun berebut tempat berjualan karena tanpa perlu ngiklan sudah pasti warung mereka penuh.
Sore hari menjelang malam merupakan saat dimana para pengunjung memadati tempat itu. Pemandangn sunsets merupakan ‘puncak acara’ di Bukit Bintang. Pemberian nama “Bukit Bintang” juga tidak sembarangan.
Tempat ini disebut Bukit Bintang karena pada malam hari, kita dapat melihat pemandangan jogja dari atas dan lampu rumah-rumah terlihat seperti bintang. Apalagi cakrawala malam membuat kota Jogja seakan menyatu dengan langit.
Sayangnya, perjalanan menuju Bukit Bintang tidak seindah pemandangannya. jalan yang tidak terlalu lebar itu berkelok-kelok dan banyak dilalui mobil serta motor. Jadi, bagi yang ingin ke sana, berjuanglah mengatasi halangan ini.

1 comment:

  1. kan judulnya Jogja, kalo ketep sm kedung kayang kan milik Jawa Tengah.hehhehh
    kok paris belum ditulis ya?

    ReplyDelete